Jumat, 21 November 2014

Narkoba dan Universitas




Kata kata Narkoba dan Universitas mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita, bahkan keterkaitan satu sama lain antara narkoba dan universitas dalam artian universitas sebagai wadah untuk pemakain, bertransaksi, sampai menjadi Bandar dari narkoba tersebut mungkin memang sudah bukan berita mengejutkan lagi di telinga masyarakat luas.

Seperti yang sudah kita semua ketahui bahwa Narkoba itu adalah barang Haram yang sudah jelas dilarang dalam agama, maupun Negara, yang seharusnya tidak kita sentuh dan wajib kita hindari.

Oleh karena itu saya akan membahas Penyebaran Narkoba di Universitas dan hal hal yang harus dilakukan untuk menciptakan lingkungan kampus bebas Narkoba. Kebetulan Saya sendiri disini adalah seorang mahasiswa dari universitas Gunadarma, dan saya akan berpendapat apakah ada kemungkinan kampus yang saya tempati ini terjaring dalam jaringan narkoba atau bersih dari barang haram tersebut.


Banyak hal yang dapat dilakukan oknum oknum Bandar narkoba dengan akal bulusnya demi barang haramnya itu, yakni narkoba dapat tersebar luaskan dan pastinya mereka akan mendapat keuntungan yang dapat dibilang besar.

Salah satu modus yang sering digunakan oknum oknum Bandar narkoba ini adalah, menawari Narkoba ini kepada mahasiswa dalam kampus yang tingkat keamanannya rendah dengan Cuma Cuma atau gratis, pada awalnya memang diberi gratis, tetapi karena narkoba bersifat adiktif, maka akan membuat pemakainya menjadi pecandu yang sangat aktif, dan akan mengalami ketergantungan pada narkoba itu. Dengan cara itu lah oknum oknum narkoba akan mendapatkan banyak pesanan dari mahasiswa mahasiswa yang sudah tercandu.


Lalu apakah Universitas Gunadarma, kampus yang saya tempati ini terjaring dalam jaringan narkoba?

Menurut pengalaman saya yang memang belum terlalu lama berkuliah di kampus Gunadarma ini, kampus Gunadarma ini dapat dibilang mempunyai tingkat keamanan yang cukup bagus, memang pada dasarnya mahasiswa di Universitas Gunadarma ini dibebaskan merokok di luar gedung Universitas ini, tetapi saya yakin bahwa mereka hanya mengkonsumsi rokok, dan tidak mengkonsumsi Narkoba, karena mereka semua pernah mendapatkan test urin yakni pada saat masuk Universitas ini menjadi mahasiswa baru. Yang artinya jika salah satu dari mereka ada yang menggunakan Narkoba pasti akan ketahuan dan tidak akan diterima di kampus Gunadarma ini.






Adapun cara menciptakan lingkungan kampus bebas Narkoba:


  •  Rektorat
         1.     Menetapkan kebijakan ( peraturan dan tata tertib) dan memberikan                      dukungan kegaiatan dalam upaya menghindarkan lingkungan kampus dari          bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
         2.     Mensosialisasikan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan.
         3.     Menjalin kerjasama dengan lembaga kesehatan, keagamaan, penegakan                hukum dan Badan Narkotika Nasional Pusat/Propinsi/kabupaten/Kota                  setempat.
         4.     Membuka jejaring dengan warga masyarakat di lingkungan sekitar kampus          dengan membentuk Tim/ Satuan Tugas Anti narkoba di lingkungan                      kampus/.

  •      Dekan / Dosen
1.     Mensinergikan pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba ke dalam mata kuliah ekstra kurikuler
2.     Bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional Pusat/Propinsi/kabupaten/Kota setempat mengadakan pelatihan konselorsebaya bagi para mahasiswa.
3.     Mengadakan pertemuan berkala dengan orang tua mahasiswa dan pihak kampus dalam menyusun program, melaksanakan kegiatan dan melaksanakan pengawasan terhadap program kegiatan pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di lingkungan kampus.
4.     Mendata mahasiswa yang terindikasi beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
5.     Memberikan konseling pada mahasiswa yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba.
6.     Mengadakan pendataan kasus penyalahgunaan narkoba di lingkungan kampus.
7.     Merujuk mahasiswa yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba ke tempat-tempat rehabilitasi.

  •      Penjaga/Keamanan Kampus
1.     Melaksanakan pengamanan intern pada saat kegiatan kuliah.
2.     Melaksanakan pengamatan terhadap lingkungan kampus yang mencurigakan termasuk aktivitas pedagang kaki lima dan petugas parkir di lingkungan kampus.
3.     Melaporkan hal-hal yang mencurigakan kepada Rektorat.
4.     Menjaga pengamanan intern di lingkungan kampus.

  •     Organisasi Mahasiswa Anti Narkoba
1.     Berkonsultasi dengan Rektorat, menyusun perencanaan Program Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba secara berkala, baik tahunan, semesteran, triwulan maupun bulanan, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi kampus setempat.
2.     Mendukung dan melaksanakan program-program dalam mewujudkan lingkungan bersih dari narkoba.

  •      Mahasiswa
1.     Mempelajari bahaya penyalahgunaan narkoba dan mengembangkan potensi dirinya dalam menghindarkan diri dari pengaruh penyalahgunaan narkoba.
2.     Berpartisipasi aktif dalam melaksanakan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilaksanakan di lingkungan kampus.
3.     Melaporkan segala bentuk pemilikan,peredaran atau penyalahgunaan narkoba yang terjadi di lingkungan kampus kepada Kader Anti Narkoba di Kampusnya.
4.     Aktif dalam mengikuti pelatihan, seminar, workshop tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba baik yang dilaksanakan oleh pihak kampus maupun di luar kampus.
5.     Sebagai sukarelawan tenaga Fasilitator Penyuluh P4GN bagi juniornya dan anggota Satgas Gerakan Keamanan Kampus Bersih Narkoba di Lingkungan kampusnya.
6.     Menjlin komunikasi yang baik dengan teman sebaya dan warga kampus lainnya (Rektor, dekan, Dosen, Orang tua dan Petugas Keamanan Kampus).

  •     Kampanye Anti Narkoba di Lingkungan Kampus
Untuk menciptakan Lingkungan Bebas Narkoba, perlu juga menggencarkan kampanye anti narkoba dengan kegiatan – kegiatan pokok yang dilakukan dalam Penerapan Program Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba melalui Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM ) di kampus.


Yakni untuk membuat kampus terbebas dari narkoba tidak dapat hanya dilakukan oleh mahasiswa nya saja, tetapi lingkungan ini akan terwujud jika ada kesadaran dan tindakan dari seluruh unit unit yang terjaring dalam kampus tersebut.




Sumber:

Sumber gambar:



Selasa, 14 Oktober 2014

Konflik Pribadi

Saya disini akan menceritakan sedikit tentang masalah pribadi saya dan cara menghadapinya serta menyelesaikan masalah itu sendiri.

Sebelum saya menceritakan masalah pribadi saya, saya akan sedikit mengulas sebenarnya apa itu masalah ?, mengapa masalah terjadi terhadap kita ? haruskah kita menyelesaikan masalah itu?. Tidak menutup kemungkinan kita sebagai manusia pasti pernah memikirkan pertanyaan seperti itu dalam benak masing masing diri kita. Masalah adalah dimana saat kita menyadari bahwa keadaan yang kita hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang kita inginkan, masalah dapat terjadi pada siapa saja bahkan disaat kita tidak menginginkannya. Haruskah kita menghadapinya? “YA!” karena masalah datang untuk menguji kemampuan kita untuk menyelesaikannya, dan ingat Tuhan tidak pernah memberi masalah diatas kemampuan yang kita miliki, jadi kita pasti bisa!

Contoh masalah pribadi yang akan saya ceritakan ini, baru baru ini saya alami, dan sangat memberikan arti dalam hidup saya pribadi untuk selalu ingat kepada Tuhan.

Saat itu, saat dimana sebentar lagi saya akan menjadi mahasiswa baru di Universitas Gunadarma kira kira 2 minggu sebelum masuk perkuliahan, saya sangat menunggu hari dimana perkuliahan itu dilaksanakan dan dapat saya ikuti, tetapi pada hari sekitar 2 minggu sebelum pelaksanaan perkuliahan itu saya terkena musibah yang cukup besar bagi remaja seusia saya, saya terjatuh dari lantai 2 dan langsung menimpa meja makan yang terbuat dari kaca yang berada di lantai 1, hancurlah meja makan tersebut  dimana serpihan serpihan kaca nya mengenai leher dan bahu saya, lalu saya dibawa ke rumah sakit memasuki ruang UGD dimana hanya dilakukan penanganan ringan saja dikala itu karena untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut saya harus menunggu dokter bedah yang kebetulan sedang tidak ada di rumah sakit tersebut dan terpaksa harus menunggu, disitu saya sempat putus asa dan berfikir negatif “bagaimana jika saya cacat ?  yang lebih buruk lagi “bagaimana jika saya tidak kuat dan saya meninggal ?” fikiran fikiran tersebut mulai memasuki otak saya,, tapi saya tetap ingat bahwa saya harus masuk saat perkuliahan di mulai di Universitas Gunadarma dan itu membuat tekat saya untuk sembuh dan menahan semua rasa sakit dari luka luka saya, penanganan pun berlanjut sampai tahap operasi dan akhirnya saya dirawat, betapa bersyukurnya saya bahwa saya sangat beruntung luka pada leher dan bahu saya tidak terlalu dalam dan hanya bagian luar saja yang terkoyak jelas dokter yang menangani saya.
            Tak terasa seminggu sudah saya dirawat dirumah sakit, dan pada hari itu saya di perbolehkan pulang karena semakin hari perkembangan kesembuhan saya semakin membaik, tetapi saat itu leher dan bahu saya masih di perban dan belum terlalu bisa digerakan untuk menengok dan bergerak, dokter masih tidak tahu kapan perban saya akan dilepas tergantung kering atau belum jahitan pada luka saya ini, kebetulan saat itu dokter berkata untuk kembali lagi pada saat 2 hari sebelum perkuliahan saya dimulai untuk melihat kondisi luka saya, lalu saya pun pulang untuk melanjutkan beristirahat dirumah.
            Pada saat saya pulang ke rumah saya berfikir “apakah saya bisa sembuh ?” sementara leher dan bahu saya masih di perban bahkan belum bisa di gerakkan sama sekali, lalu “bagaimana saya bisa masuk pada saat perkuliahan dimulai?”, “haruskah saya masuk dengan perban dileher saya ?” “bagaimana jika saya diledek banyak orang disana?”, pertanyaan pertanyaan itu mulai muncul dalam benak saya dan saya sempat berputus asa, dan mulai menyalahkan tuhan, “kenapa harus saya yang tertimpa masalah seperti ini?”, tetapi tiba tiba saya ingat kata kata dari guru saya bahwa Tuhan tidak pernah memberi masalah diatas kemampuan yang kita miliki, saya pun sadar jika tuhan memberi saya masalah seperti ini itu berarti saya bisa menghadapinya dan saya pasti bisa, saya mulai yakin!, semangat untuk sembuh pun mulai tinggi, saya terus meminum obat dan merawat dengan baik luka saya, beberapa hari sudah saya lewati, dan sampailah dimana hari itu 2 hari sebelum perkuliahan dimulai dan dimana hari itu saya harus ke dokter untuk control luka saya, lalu saya menuju rumah sakit dan segera menuju ruangan dokter, alangkah bahagia nya saya saat dokter berkata “luka anda sudah cukup kering dan bisa di copot perbannya dan di lepas jaitannya”, lalu perban dan benang jaitan pun dilepas, Alhamdulillah pada saat itu juga saya mulai bisa menggerakan sedikit leher dan bahu saya walaupun belum terlalu normal, lalu saya di perbolehkan pulang.
            Saya sangat bersyukur kepada Tuhan akhirnya luka saya sudah bisa dikatakan berada di kondisi yang mulai membaik, dan perban pun sudah di lepas, yang membuat saya tidak perlu khawatir lagi jika saya masuk perkuliahan saya akan malu dengan perban itu, akhirnya pada dimana hari perkuliahan dimulai saya bisa masuk layaknya seperti mahasiswa mahasiswa lain seperti biasa.
           

            Kesimpulannya, tidak ada masalah yang tidak bisa di selsaikan walau sebesar apapun masalah yang kalian hadapi karena pada dasarnya Tuhan tidak pernah memberi masalah diatas kemampuan yang kita miliki, jadi kita pasti bisa untuk menghadapinya!




baak.gunadarma.ac.id,www.gunadarma.ac.id,studentsite.gunadarma.ac.id,staffsite.gunadarma.ac.id