Judul/Bab : Tugas 3
Nama : Muhammad Irfan M
NPM : 57414367
Kelas : 3IA21
Mata Kuliah : Desain Permodelan Grafik
Nama Dosen : Syefani Rahma Deski
Sejarah Desain Komunikasi Visual
Sejak jaman pra-sejarah manusia
telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual
pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan
kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah
hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan
kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan,
contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas
manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih
menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari
Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat
efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi, Desain
Komunikasi Visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, jika
seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka ia
harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”.
Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi);
typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara
detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi
diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, desain
komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak
hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang
menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari
kelompok dalam industri komunikasi – dunia periklanan, penerbitan majalah dan
surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).
Desain Komunikasi Visual baru
populer di Indonesia pada tahun 1980-an yang dikenalkan oleh desainer grafis
asal Belanda bernama Gert Dumbar. Karena menurutnya desain grafis tidak hanya
mengurusi cetak-mencetak saja. Namun juga mengurusi moving image, audio visual,
display dan pameran. Sehingga istilah desain grafis tidaklah cukup menampung
perkembangan yang kian luas. Maka dimunculkan istilah desain komunikasi visual
seperti yang kita kenal sekarang ini.
Pengertian Desain Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual adalah
ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media
untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk audio dengan
mengolah elemen desain grafis berupa bentuk gambar, huruf dan warna, serta tata
letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya.
Desain Komunikasi Visual adalah
ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa komunikasi visual berupa pengolahan
pesan-pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari individu atau kelompok
yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa
informasi produk, jasa atau gagasan yang disampaikan kepada target audience,
dalam upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan publikasi
program pemerintah.
Pada prinsipnya desain komunikasi
visual adalah perancangan untruk menyampaikan pola pikir dari penyampaian pesan
kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yang komunikatif, efektif, efisien
dan tepat. terpola dan terpadu serta estetis, melalui media tertentu sehingga
dapat mengubah sikap positif sasaran. elemen desain komunikasi visual adalah
gambar/ foto, huruf, warna dan tata letak dalam berbagai media. baik media
cetak, massa, elektronika maupun audio visual. Akar bidang desain komunikasi
visual adalah komunikasi budaya, komunikasi sosial dan komunikasi ekonomi.
Perbedaan Desain Komunikasi Visual dengan Seni Murni
Desain Komunikasi Visual sebagai
seni rupa terapan adalah bentuk seni yang penerapannya berlaku secara umum
dalam bentuk komunikasi visual. Sedangkan Seni murni merupakan ekspresi jiwa
yang bersifat individual, subjektif, dan lebih ditujukan kepada kepuasan
terhadap karya, bukan terhadap fungsi.
Hal itu lah yang membuat desain
komunikasi visual berbeda dengan seni murni. Sebuah karya seni lebih bersifat
ekspresif dan tidak punya tujuan secara umum. Seni bersifat individual dan
berorientasi kepada ekspresi dan kepuasan dari pembuatnya (seniman). Sedangkan
desain grafis berorientasi kepada kegunaan atau fungsinya. Desain grafis yang
baik akan dilihat dari seberapa besar impact dari karya yang dihasilkannya.
Sebagai contoh, coba bandingkan
saja sebuah lukisan dengan sebuah poster. Lukisan tidak merayu siapapun untuk
melakukan apapun. Lukisan hanya menggambarkan sesuatu yang bisa dinilai bebas dari
berbagai sudut pandang. Namun berbeda dengan poster. Poster ditujukan untuk
menyampaikan suatu pesan kepada massa. Dan tingkat keberhasilannya pun dilihat
dari seberapa baik massa terpengaruh dengan poster tersebut.
Contoh Desain Komunikasi Visual :
Contoh Seni Murni :
Berikut adalah elemen - elemen Desain Komunikasi Visual :
·
Tata
Letak Perwajahan (Layout)
Pengertian
layout menurut Graphic Art Encyclopedia (1992:296) “Layout is arrangement of a
book, magazine, or other publication so that and illustration follow a desired
format”. Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah,
atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk
yang diharapkan.
Lebih lanjut
dapat dikatakan bahwa: “Layout includes directions for marginal data,
pagination, marginal allowances, center headings and side head, placement of
illustration.” Layout juga meliputi semua bentuk penempatan dan pengaturan
untuk catatan tepi, pemberian gambar, penempatan garis tepi, penempatan ukuran
dan bentuk ilustrasi. Menurut Smith (1985) dalam Sutopo (2002:174) mengatakan
bahwa proses mengatur hal atau pembuatan layout adalah merangkaikan unsur
tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan.
·
Tipografi
Menurut Frank
Jefkins (1997:248) tipografi merupakan:
“Seni memilih
huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia,
menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata
yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses
typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi
yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan, dan desain huruf tertentu
dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek
yang diiklankan.”
Wirya (1999:32)
mengatakan bahwa beberapat tipe huruf mengesankan nuansa-nuansa tertentu,
seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan sifat-sifat atau nuansa
yang lain.
·
Ilustrasi
Ilustrasi dalam
karya desain komunikasi visual dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang
dihasilkan dengan tangan atau gambar dan ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera
atau fotografi. Menurut Wirya (1999:32) ilustrasi dapat mengungkapkan sesuatu
secara lebih cepat dan lebih efektif daripada tekas.
Fungsi
ilustrasi menurut Pudjiastuti (1997:70) adalah:
“Ilustrasi
digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat dan cepat serta
mempertegas sebagai terjemahan dari sebuah judul, sehingga bisa membentuk suatu
suasana penuh emosi, dari gagasan seakan-akan nyata. Ilustrasi sebagai gambaran
pesan yang tak terbaca dan bisa mengurai cerita berupa gambar dan tulisan dalam
bentuk grafis informasi yang memikat. Dengan ilustrasi, maka pesan menjadi
lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada
kata-kata.
·
Simbolisme
Simbolisme
sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan
bahasa yang digunakan karena sifatnya yang universal dibanding kata-kata atau
bahasa. Bentuk yang lebihh kompleks dari simbol adalah logo. Logo merupakan
identifikasi dari sebuah perusahaan karena logo harus mampu mencerminkan citra,
tujuan, jenis, serta objektivitasnya agar berbeda dari yang lainnya. Farbey
(1997:91) mengatakan bahwa banyak iklan memiliki elemen-elemen grafis yang
tidak hanya terdapat ilustrasi, tetapi juga terdapat muatan grafis yang penting
seperti logo perusahaan atau logo merek, simbol perusahaan, atau ilustrasi
produk.
·
Warna
Warna merupakan
elemen penting yang dapat mempengaruhi sebuah desain. Pemilihan warna dan
pengolahan atau penggabungan satu dengan lainnya akan dapat memberikan suatu
kesan atau image yang khas dan memiliki karakter yang unik, karena setiap warna
memiliki sifat yang berbeda-beda. Danger (1992:51) menyatakan bahwa warna
adalah salah satu dari dua unsur yang menghasilkan daya tarik visual, dan
kenyataannya warna lebih berdaya tarik pada emosi daripada akal.
·
Animasi
Penggunaan
unsur-unsur gerak atau disebut animasi khususnya dalam multimedia akan
menimbulkan kesan tersendiri bagi yang melihatnya. Istanto (2001:61) mengatakan
bahwa konsep dari animasi menggambarkan gerak sehingga dapat mendukung tampilan
secara lebih dinamis.
Berdasarkan
teknis pembuatannya, animasi dibagi menjadi dua, yaitu:
• Animasi dua
dimensi (2D), adalah animasi yang berkesan datar (flat), baik itu karakter
maupun warnanya.
• Animasi tiga
dimensi (3D), adalah karakter yang dibuat dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang dan adanya kesan mendalam atau berdimensi ruang.
Penggunaan
animasi dalam sebuah desain multimedia dapat menjadikan tampilan menjadi lebih
menarik dan dinamis. Pemilihan jenis animasi yang digunakan bergantung pada
kebutuhannya sehingga desaian yang dihasilkan dapat lebih efektif dan efisien.
·
Suara
Suara merupakan
elemen pendukung yang digunakan untuk lebih menghidupkan suasana interaksi.
Dalam multimedia interaktif, suara dibedakan menjadi dua, yaitu suara utama dan
suara pendukung. Suara utama adalah suara yang mengiringi pengguna selama
interaksi berlangsung, sedang suara pendukung merupakan suara yang terdapat
pada tombol-tombol.
Daftar Pustaka :