Globalisasi di era modern ini, dirasa sangat kental. Ia masuk
kesetiap bagian dalam suatu Negara, misalnya ekonomi, pendidikan, IPTEK, sosial
budaya dan lain lain. Bahkan semua orang dapat merakan efek dan pengaruh yang
dibawa Globalisasi. Pengaruh positif tentu sangat baik dan bisa diterima. Namun
selain pengaruh positif, juga terdapat pengaruh negatif. Sebelum membahas
dampak positik maupun negatif Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya. Ada
baiknya kita memahami dulu apa yang dimaksud dengan globalisasi.
A. Pengertian
Globalisasi
Globalisasi berasal dari
kata globe yang berarti "dunia". Secara harfiah globalisasi bisa
diartikan sebagai proses mendunia. Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya
merupakan proses sosialisasi & pertukaran budaya antar bangsa yang
melintasi batas Negara.
Ada sebagian orang yang
berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau proses sejarah,
atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara berada dalam
ikatan yang semakin kuat untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru
atau kita bisa mengatikan kesatuan ko-eksistensi yang nantinya akan menghapus
batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Pengertian ini didukung
oleh pihak yang mendukung terjadinya sebuah evolusi sosial ekonomi dan budaya.
Ada empat faktor pendukung munculnya globalisasi yaitu berkembang pesatnya
teknologi, telekomunikasi, transportasi dan adanya integrasi ekonomi. Namun
meski hanya empat faktor pendukung, dampak globalisasi merambat pada segala
sektor yang ada
B. Dampak
Globalisasi Bidang Sosial Budaya
1. Dampak Negatif
Globalisasi Bidang Sosial Budaya
Pengaruh Globalisasi
bidang Sosial Budaya yang paling dapat kita rasakan adalah “Masuknya Budaya Barat” (westernisasi).
Budaya barat sangat bertentangan dengan Bangsa Asia khusunya Indonesia yang
dianggap Budaya Timur. Di era Globalisasi ini, dengan mudahnya Budaya
Barat masuk melalui media internet, tv, ataupun media cetak yang
kemudian diserap oleh banyak anak-anak muda di Indonesia. Hal ini saling
berkesinambungan dengan pengaruh buruk lainnya dari globalisasi.
Bagi Bangsa Indonesia, Masuknya Budaya Barat dapat menyebabkan:
a.
Aculturasi
Biasanya ditandai dengan
perubahan budaya maupun kebiasaan dalam masyarakat. Norma masyarakat yang
sebelumnya menjadi pedoman bagi seseorang bertindak perlahan-lahan berubah
menjadi tidak dipedulikan lagi. Misalnya kebiasaan memberikan salam dan mencium
tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda.
Budaya atau kebiasaan
pada masyarakat seperti memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua
sudah pudar di kalangan generasi muda sebagian besar disebabkan oleh masuknya
budaya Barat.
Memberi salam atau
mencium tangan orang tua sudah tergantikan oleh “Cipika-Cipiki” yang
diperkenalkan budaya Barat. Padahal ini tidak sesuai dengan Bangsa Timur yang
lebih mengedepankan etika dalam bermasyarakat. Terlebih dalam Agama Islam
“Cipika-Cipiki” dianggap dosa bila dengan lawan jenis.
Aculturasi juga ditandai
dengan kebiasaan anggota masyarakat melanggar aturan atau hukum. Hal yang tidak
biasa dalam masyarakat kini telah menjadi lazim untuk dilakukan. Hal ini akibat
kebebasan yang diajarkan budaya Barat sehingga dirasa terlalu bebas tanpa
disertai tanggung jawab.
b. Sikap Meniru
·
Meniru perilaku yang
buruk
Banyak sekali adegan
dalam film Barat yang tidak sepatutnya dicontoh oleh kaum muda. Misalnya,
perkelahian antar pelajar dan adegan-adegan kekerasan lainnya serta pelajar
yang terintimidasi atau sering ejek dan diganggu dalam sekolah, sifat tawuran
dan saling mengejek Antara sesama pelajar di Indonesia sudah sering terjadi
belakangan ini, padahal kalau kita lihat pada masa-masa lalu tidak ada yang
namanya tawuran maupun saling mengejek Antara pelajar di Indonesia.
·
Meniru Idola
Seseorang yang
mengidolakan suatu tokoh seperti aktris/actor atau penyanyi, pasti ingin sama
persis menjadi seperti idolanya, setidaknya dalam hal bergaya atau berpakaian.
Cara berpakaian para aktris/actor atau penyanyi dari barat (luar Indonesia)
sangat bertentangan dengan cara berpakaian di Indonesia bahkan ada yang bahkan
dianggap tak lazim bahkan mungkin dapat dikatakan “gila”. Tapi semua itu seolah
tak berarti dan tak diindahkan oleh kaum muda di Indonesia, dan tetap diikuti.
·
Cara berpakaian
Barat yang identik
dengan liberalisme, sangat bebas dalam berpakaian. Dan karena tren pakaian
dunia berkiblat pada bangsa Barat, maka style/cara berpakaian bangsa Barat pun
perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok pendek
sudah mejadi hal yang lumrah. Padahal berpakaian seperti itu di Indonesia
sangat bertentangan dengan budaya dan
adat, apa lagi kalau di masukkan dalam peraturan agama islam yang mengharuskan
kita berpakaian sopan dan menutup semua aurat kita, jadi ini sangat
bertentangan dengan gaya berpakaian orang Indonesia.
·
Sekularisme
Merupakan Ideologi
yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Dalam kajian keagamaan, masyarakat dunia
barat pada umumnya di anggap sebagai sekular. Hal ini di karenakan
kebebasan beragama yang
hampir penuh tanpa sangsi legal atau sosial, dan juga karena kepercayaan umum
bahwa agama tidak menentukan keputusan politis. Tentu saja, pandangan moral
yang muncul dari tradisi kegamaan tetap penting di dalam sebagian dari
negara-negara ini.
Selain Masuknya Budaya
Barat yang menjadi akar dari semua dampak negatif Globalisasi bidang sosial
budaya, ada unsur lain yang ikut berperan dalam hal ini yaitu “Kemajuan IPTEK”. Kemajuan
IPTEK adalah dampak positif dari globalisasi dalam bidang Teknologi, namun ini
sedikit banyak membawa dampak negatif bidang Sosial Budaya yang diantaranya
melahirkan gaya hidup yang :
c. Individualistis
Dulu sosialisasi hanya
dapat terjadi jika kita pergi keluar rumah, menyapa tetangga ataupun mengobrol.
Namun dizaman modern ini, hanya dengan duduk dialam rumah dengan internet,
bahkan kita bisa bersosialisasi dengan orang-orang yang berada sangat jauh.
Inilah akar dari individualistis yang tercipta karena tidak bersosialisasi
secara langsung. Hal ini akan sangat merusak karena menciptakan seseorang
dengan sikap yang tidak memperdulikan orang lain selain dirinya.
d. Pragmatisme
Pragmatisme adalah sikap
yang menilai sesuatu dari untung ruginya bagi diri sendiri. Padahal
menolong tanpa pamrih adalah pelajaran dasar dalam bermasyarakat. Tapi semakin
majunya jaman, menyebabkan lunturnya nilai-nilai gotong royong dan
tolong-menolong dalam hal-hal kebaikan. Individu lebih mengarahkan pada
kegiatan yang menguntungkan dirinya saja.
e. Materialisme
Materialsme adalah doktrin
yang menyatakan bahwa kenyamanan, kesenangan, dan kekayaan merupakan
satu-satunya tujuan atau nilai tertinggi. materialisme adalah kecenderungan
untuk lebih peduli dengan materi dari pada rohani atau tujuan dan nilai
intelektual.
Materialisme adalah
pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan
manusia di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala
sesuatu yang mengatasi alam indra. Ini sesuai dengan kaidah dalam bahasa
indonesia. Jika ada kata benda berhubungan dengan kata isme maka artinya adalah
paham atau aliran.
Materialisme adalah paham
dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada
adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena
adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi. Sebagai
teori materialisme termasuk paham ontologi monistik. Materialisme berbeda
dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalam
memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan
dengan idealisme.
Materialisme tidak mengakui
entitas-entitas nonmaterial seperti : roh, hantu, setan dan malaikat.
Pelaku-pelaku immaterial tidak ada. Tidak ada tuhan (Allah) atau dunia
adikodrati/supranatural. Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu
merupakan manifestasi dari aktivitas materi. Materi dan aktivitasnya bersifat
abadi. Tidak ada Penggerak Pertama atau Sebab Pertama. Tidak ada kehidupan,
tidak ada pikiran yang kekal. Semua gejala berubah, akhirnya melampaui
eksistensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu
peralihan wujud yang abadi dari materi.
Jadi materialism tidak
mengakui adanya tuhan dan berpikir bahwa semua di dunia ini hanya materi. Ini
bertentangan dengan nilai agama di Indonesia dimana agama mengatakan ada
entitas selain entitas material yaitu roh, jin, setan dan malaikat, serta
meyakini adanya tuhan (Allah).
f. Hedonisme
Hedonisme adalah
pandangan hidup atau pola hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan
materi adalah tujuan utama hidup. bagi para penganut paham ini, bersenang
senang, pesta pora, dan berpoya- poya merupakan tujuan utama hidup, entak itu
menyenangkan bagi orang lain atau tidak. karena mereka beranggapan hidup ini
hanya satu kali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup
senikmat-nikmatnya.
g. Konsumerisme
Konsumerisme
merupakan paham dimana seseorang atau
kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang
barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan
berkelanjutan. Dan inilah hal
yang paling sering terjadi seperti berbelanja pakaian terlalu banyak. Padahal
pakaian tersebut tidak semuanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengaruh Positif
Globalisasi Bidang Sosial Budaya
Banyak sekali pengaruh
buruk akibat Globalisasi yang kita rasakan. Namun tentunya masih ada pengaruh
positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya yang dapat kita rasakan, atau mungkin
bagi sebagian banyak orang sudah mengalaminya.
a. Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai
sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan
teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
b. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka
bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan
lain sebagainya.
Dengan semua dampak
dampak globalisasi diatas adakah cara agar kita membentengi diri agar terhindar
dari dampak dampak negative dari globalisasi sendiri? Ada.
C. Cara Membentengi Diri
dari Dampak Globalisasi
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang
tangguh, misal semangat menciintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dengan sebail-baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama
dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan
menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di
bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
KESIMPULAN
Banyak pola hidup negatif akibat Globalisasi seperti konsumerisme,
pragmatism, hedonism, matrealisme dan lain-lain. Semua sikap tersebut akan
membuat lunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, &
kesetiakawanan sosial serta nilai-nilai agama. Nilai-nilai keagamaan dalam
kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara pun akan pudar karena dianggap tidak
ada hubungannya.
Juga terdapat beberapa
dampak positif yang dapat kita rasakan:
1. Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai
sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan
teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
2. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka
bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan
lain sebagainya.
Dari dampak globalisasi di bidang social dan budaya terlihat bahwa
dampak negative lebih
Mendominasi dari pada
dampak positivenya oleh karena itu kita harus punya pertahanan untuk membentengi
diri dari segala dampak dampak negativenya seperti yang sudah dijelaskan diatas
dan yang utama adalah perkuatlah keimanan kita terhadap Tuhan YME.
Sumber:
Sumber gambar:
http://www.pengertianahli.com/2013/08/pengertian-globalisasi-menurut-para-ahli.html#_
https://awidyarso65.wordpress.com/2008/10/23/e-learning-mendorong-pembelajaran-bilingual-di-sd-ypj-kk/